Senin, 14 Juni 2010

pertumbuhan anak

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia itu sendiri ingin berbuat yang terbaik, tetapi dalam kehidupannya yang serba maju dimana anak-anak kita sudah banyak terpengaruh budaya luar, sehingga banyak anak usia sekolah yang mengalami perubahan akhlak baik sekolah umum maupun sekolah agama.
Guru agama adalah motor penggerak pendidikan agama karena itu ia adalah pribadi berakhlak yang dicerminkan dalam dirinya. Berdisiplin tinggi, berwibawa, menguasai metode dan memiliki kepemimpinan. Ia harus tekun bekerja memeriksa semua penugasan kepada murid sekaligus memberikan bimbingan dan sangsi.
Orang tua memegang peranan penting dalam melaksanakan pendidikan agama dirumah. Namun yang lebih penting orang tua diharapkan dapat menjadi teladan dalam segala hal. Karena kita tahu bahwa anak-anak adalah harapan kita semua sebagai generasi penerus Bangsa. Apabila akhlak anak-anak kita rusak, apa yang kita harapkan dari mereka melainkan kehancuran. Oleh sebab itulah untuk menghindarkan hal-hal yang tidak kita inginkan, maka mulai usia dini perlu kita tanamkan pengisian akhlak kepada anak-anak agar mereka menjadi pemimpin Bangsa yang beriman.
Akhlak tidak akan tumbuh tanpa diajarkan dan dibiasakan oleh karena itu ajaran agama diajarkan secara bertahap, juga harus diikuti secara terus menerus bentuk pengalamannya, baik disekolah maupun diluar sekolah. Keberhasilan pendidikan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab guru agama, tetapi semuanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Agar akhlak anak sebagai pemimpin bangsa nantinya akan berhasil membangun tanah airnya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai suatu keharusan bagi mahasiswa program S1 guna memenuhi sebagian dari tugas wisuda
2. Untuk menyadarkan kita para orang tua dan masyarakat bahwa pendidikan akhlak itu sangat penting bagi anak usia sekolah dasar agar mereka menjadi anak yang memiliki akhlakul karimah
3. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Aspek pertumbuhan dan prinsip perkembangan


C. Metode Penulisan
Adpun metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Metode Library Reseach studi pustaka menggunakan atau mengumpulkan buku-buku,bahan bacaan yang memuat data-data yang relevan dengan topik yang dibahas.
Metode Deskrptif yaitu berusaha mencaridata dan pendapat dari buku-buku yang ada hubungannya dengan karya tulis inisebagai bahan teoritis yang selanjutnya, data tersebut disusun kembali dalam bentuk tulisan.

D. Tujuan Penulisan
Adapaun yang menjadi tujuan dalam penulisan karya tulis ini antara lain :
Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi program S1 Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB).
Sebagai bahan bekal penulisan dalam menjalankan tugas sebagai calon guru dalam pengabdian pada masyarakat. Menggunakan sevara sistematis tentang sesuatu hal masalah, agar dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) dan rekan-rekan mahasiswa.





















BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pengertian Pertumbuhan
Pengertian pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Pribadi yang tumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkembang. Dalam pribadi manusia baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadi pribadi manusia berubah menjadi kearah kesempurnan.
Adapun dua bagian kondisi pribadi manusia itu meliputi :
• Bagian pribadi material yang kuantitatif dan
• Bagian pribadi fungsional yang kualitatif
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif pada material pada sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitaif dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menajadiada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapatlah kita rumuskan dari pertumbuhan artinya sebagai perubahan kuantitatif pada material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Pribnadi material yang kuantitatif: sel kromosom, butir darah, rambut, lemak dan tulang adalah tidak dapat dikatakan berkembang melaikan bertumbuh atau tumbuh. Begitu pla material pribadi lainnya seperti kesan, keinginan, ide dan pengetahuan, selama tidak dihubungkan engan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang melainkan bertumbuh.

Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif yaitu meliputi perkembangan segi fungsi-fungsi kepribdian manusia misalnya fungsi perhatian, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, pemikiran, perasaan dan kemauan setiap fungsi yang disebutkan daiats dapat mengalami perubahan. Perubahan ini tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan melainkan perkembangan. Oleh karena itu perkembangan menyangkut berbagai fungsi baik jasmaniah maupun rohaniah maka aka salah apabila kita beranggapan bahwa perkembangan adalah semata-mata sebagai pertumbuhan atau proses psikologis perkembangan adalah semata-mata sebagai pertumbuhan atau proses psikologis.
Menurut Dirto Hadisunoto (1981) menyatakan :
Perkembangan (Depeloment) berarti perubahan (change) melalui proses kehidupan dan sepanjang masa. Dijelaskan pula bahwa perkembangan anak tidak terjadi pada aspek fisik saja (Perkembangan Struktural), tetapi juga pada aspek fungsinya (Perkembangan fungsional).

Perkembangan Struktural
Mengenai gejala pertumbuhan fisik ada dua aspek perubahan yaitu perubahan (grawth) dan kematangan (Naturation) pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif pada tubuh karena bertambahnya umur, bertambah besar, tinggi dan beratnya. Kematangan meliputi perubahan pada bagian dalam diri struktur dan organisasi bagian-bagian tubuh alat-alat tubuh dan jaringan-jaringan otot, perubahan tersebut bersifat kualitatif dan berbeda-beda. Kematangan ialah proses perubahan ( perkembangan ) yang terjadi secara genetis dan pengaruh luar, yang berlangsung seumur hidup.

Perkembangan Fungsional
Berfungsinya suatu organ tubuh di mulai takkala strukturnya telah cukup berkembang dan siap berfungsi. Misalnya jaringan otot teleh dapat di perpendek atau di perkecil sejak dalam pereode pranatal, setelah anak lahir ia akan belajar menggerakkan tangan dan kaki, melihat dan mendengar.
Perkembangan fungsional yang lebih tinggi terjadi lewat proses belajar seperti perkembangan, keterampilan, berbicara dan berkomonikasi dengan sekitarnya dan kemampuan berpikir. Bakal kematangan yang di capai seseorang dalam proses belajar yang di alami ( karena berinteraksi dengan sekitar ) dan pemahamannya meningkat secara sosial dan secara personal.

B. PROSES PERUBAHAN DARI PERKEMBANGAN ANAK
Proses Pertumbuhan Anak
Antara tumbuhan dan berkembang terdapat perdedaan perisriwa, namun keduanya terjadi secara sambung-menyambung dan saling menunjang. Dengan demikian dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang hampir berbarengan, dalam Al-Qur’an disebutkan dalam surah Al-Mu’minuun ayat 12,13 dan 14 yang berkaitan dengan proses kejadian manusia yang berbunyi :
             •                        

Artinya : “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S.Al-Mu’minuun : 12-14)
Dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan proses pertumbuhan antara lain dalam
Dan juga terdapat dalam Hadits Nabi Muhammad SAW :
Artinya : “Bahwasanya seseorang dari padamu di himpun kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian menjadi sekumpul darah ( alaqah ) selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging (mudgah)selama itu pula Allah mengutuskan malaikat-malaikat-Nya yang diperintahkan untuk mencatat amalnya, rizkinya, ajalnya dan celaka, kemudian ditiupkan kedalam dirinya roh (H.R. Bukhary).
Dari hadits daiatas menunjukkan bahwa pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan,mulai dari keadaan sederhana sampai keadaan yang kompleks. Keseimbangan pertumbuhan ini dapat kita renungkan, bagaimana bayi yang lemah tergantung berkecukupan secara berangsur-angsur dapat menjadi orang yang kuat, hal ini disebabkan oleh manusia tumbuh melalui urutan-urutan yang teratur dalam organisanya. Sebagai contoh bayi yang dalam keadaan lemah, hanya dapat berbaring dan bergerak-gerak, lama-kelamaan dapat memiringkan badan, menelungkup dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tentu saja perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar.

Proses Perkembangan Anak
Proses perkembangan anak tidak hanya terbatas kepada bertambah besarnya ukuran akan tetapi berdiri dari serentetan perubahan yang berlangsung secara progresif, teratur, jalin menjalin dan terarah kepada kedewasaan (Kematangan). Proses perkembangan itu bukan suatu kejadian yang kacau dan bukan merupakan proses yang terjadi secara kebetulan saja, akan tetapi perkembangan itu terjadi dengan berurutan setahap demi setahap, dan selalu terjadi antara hubungan setiap tahap dengan tahap berikutnya. Adapun pembagian tahapan / fase perkembangan menurut para ahli bukan untuk memisahkan masa yang satu dengan masa mendahuluinya secara mutlak. Dalam rangka mencapai dasar-dasar yang bersendi pada praktek-praktek pendidikan dan perkembangan dapat dibagi sebagai berikut :
1. Masa Vital (0 – 2)
2. Masa Kanak-Kanak (2 – 7)
3. Masa Sekolah (7 – 12)
4. Masa Remaja (12-18)
5. Masa Transisi (18-21)
6. Masa Dewasa (21-24)
7. Keterangan
Masa Vital (0-2) Tahun
Masa vital ini adalah masa anak sangat membutuhkan pertolongan yang lain. Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, pada masa 6 bulan pertama kurang lebih 2 kali lipat dari berat pada waktu lahir (Bila keadaan anak normal) pada waktu lahir anak belum dapat apa-apa dan hanya bisa dapat mengikuti dengan matanya sebuah benda yang bergerak, kekiri dan kekanan sesuai dengan gerakan benda itu tetapi pada akhir tahun kedua anak akan cakap berjalan, berlari dan dapat menguasai beberapa perkataan.

Masa Kanak-Kanak (2-7) Tahun
Masa kanak-kanak merupakan masa perkmbanga psikis, dimasa ini anak mengalami perkembangan indra yang terbesar. Karena anak pada masa itu sudah cukup berjalan dan berlari-lari dan juga kemampuan bicaranya atau pengajaran bahasanya berkembang sangat cepat. Pada masa ini anak dapat membuat kalimat majemuk dan sering mengemukakan pertanyaan, adapula yang menyebutkan masa individualisme yaitu suatu masa yang menunjukkan kecendrungan suka menolak perintah orang tua atau saran-saran dari orang lain.

Masa Sekolah (7-12) Tahun
Pada masa usia 7-12 tahun anak telah matang mengikuti pelajaran sekolah dasar. Dalam banyak hal pengajaran disekolah dasar dapat dikatakan sesuai dengan perkembangan kognitif para murid sesuai dengan taraf perkembangan, kecerdasan dan pikiran yang tertuju kepada kenyataan maka pelajaran harus diberikan dengan alat peraga penjelasan-penjelasan tak perlu diberikan secara panjang lebar, tetapi yang penting ialah memberikan contoh-contoh yang kongkrit.
Aktifitas anak pada masa ini dapat dibentuk dengan peraturan-peraturan dalam permainan anak telah sanggup diatur oleh peraturan dan anak dapat belajar bergaul dengan orang lain yang mengindahkan hak-hak mereka menguji kemampuan yang terdapat dalam dirinya, dan belajar kerja sama dengan orang lain. Dalam lapangan bersamaan anak cepat merasa puas dan gembira, tetapi belum dapat mengikuti kepuasan dan kegembiraan yang dialami serta kesedihan orang lain.

Masa Remaja (12-18) Tahun
Pada masa remaja, anak banyak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, suaranya berubah dan lain-lain. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali, sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Keadaan ini akan menimbulkan gangguna psikis, sehingga antara yang satu dengan yang lainnya tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan bathin dan gangguan integrasi.
Pada umumnya, masa remaja anak telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama dan kesusilaan, kebaikan dan kebenaran. Maka dari itu dapat dinamakan masa pembentukan dan masa penentuan nilai dan cita-cita. Pada bagian akhir masa remaja anak telah menunjukkan perbedaan minat antara anak laki-laki dan anak perempuan.

Masa Transisi (18-21) Tahun
Pada masa transisi dari masa remaja kemasa dewasa telah mengalami ketegangan bathin, akan tetapi sifat retikal revolusioner masih tetap menggelolra, sedikit demi sedikit ia meminginsafi bahwa orang tidak dapat mencapai segala cita-cita hidupnya. Pada masa ini anak jasmaninya mengalami perkembangan yang paling baik dibanding dengan masa-masa yang lain.

Masa Dewasa (21-24) Tahun
Pada masa ini telah menginjang masa dewasa, setelah masa ini seseorang telah dapat menunjukkan kematangan jasmani dan rohani. Orang yang telah memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap, setelah memikirkan secara sunguh-sungguh tentang kehidupan berkeluarga dan telah menunjukkan diri kepada masarakat ramai dengan aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lain-lain. Mereka telah mempunyai tanggung jawab sosial baik sebagai ibu dan bapak dalam keluarga maupun sebagai anggota masyarakat.

Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
a. Aspek Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan yang menyangkut perubahan material dan struktur fisiologis, ternyata sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain :
b. Aspek umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya
Kapasitas anak menentukan prestasi belajarnya. Hasil penelitian dari para ahli menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau kematangan anak.
c. Aspek Penyesuaian pribadi dan sosial dapat mencerminkan dinamika pertumbuhan
Peristiwa yang terjadi pada anak pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat, pertama harapan orang tua, guru dan teman-temannya, tercermin didalam penyesuaian sosialnya.
d. Aspek permasalahan tingkah laku yang berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan
Pertumbuhan biasanya akan menimbulkan situasi tertentu yang menyebabkan problem tingkah laku. Anak-anak yang pertumbuhannya cepat dan lambat atau tidak teratur sering menimbulkan problem pengajaran. Anak memiliki energi yang diperoleh dari makan dan gizi. Biaanya energi anak-anak digunakan untuk aktivitas-aktivitas dan pertumbuhan anak.
e. Aspek anak sebagai keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan, tumbuh dengan adanya kondisi dan interaksi dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki, intelek anak berhubungan dengan kesehatan, jasmaninya, sangat dipengaruhi oleh emosinya danm emosi ini dipengaruhi oleh keberhasilannya baik disekolah,dirumah dan dipergaulannya. Pertumbuhan anak, psiokis, intelektual, maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang pribadinya dan aktifitas sehari-hari.

Prinsip Perkembangan Anak
Prinsip-prinsip yang akan dikemukakan adalah prinsip yang mempunyai praktek-praktek pendidik disekolah dan sering juga dimuat dalam buku-buku mengenai psikologi pendidikan.
Prinsip-prinsip yang memberikan bimbingan pada anak ialah :
a. Prinsip kesatuan organis
Anak adalah suatu kesatuan organ. Jadi bukan kumpulan unsur-unsur yang berdiri sendiri. Perkembangan fungsi itu bersangkut paut saling mempengaruhi, dan merupakan satu kesatuan. Prinsip ini menyarankan agar pelajaran yang diberikan di sekolah ada hubungannya satu sama lainnya
b. Prinsip tempo dan irama perkembangan
Prinsip ini beranggapan bahwa tiap-tiap anak memiliki irama perkembangan yang lambat. Ada anak yang memiliki tempo perkembangan yang lambat, tetapi adapula yang memiliki perkembangan daya berpikirnya seperti orang dewasa. Ada juga anak yang lancar perkembangannya. Dimana pada masa suatu saat anak memiliki sifat-sifat tenang, kemudian disusul adanya sifat pemberontak, goncangan akhirnya tenang lagi demikian selanjutnya.
c. Prinsip-prinsip golongan (Spesies) mengikuti pada perkembangan umum yang sama
Proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu perubahan yang pada garis besarnya sama semua anak dari segala bangsa didunia, memang tidak dapat disangkal bahwa lingkungan hidup dan pembawaan yang berbeda-beda, akan tetapi diantara mereka itu terdapat ciri-ciri prinsip pokok yang mewujudkan beberapa kesamaan yang besar.
d. Prinsip Konvergensi
Menurut prinsip ini pembawaan dan lingkungan rkembangan individu. Hanya dengan adanya kerjasama yang sebaik-bainya antara faktor pembawaan dan lingkungan akan memungkinkan terjadi perkembangan yang memuaskan.
Perkembangan adalah hasil transaksi antara kedua fakor itu. Faktor alam sekitar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Bila pembawaan tidak baik, maka pembawaan tidak akan berkembang dengan baik bila berkembang dalam lingkungan yang jelek.

Dalam hukum konvergensi yang menyatakan sebagai berikut :
Jelas perkembanganmanusia sedikit banyak ditentukan oleh bawaan yang turun menurun oleh aktivitas dan pelatihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang telah berkembang menjadi sifat-sifat. Prinsip konvergensi berlaku untuk semua makhluk hidup (Tumbuhan hewan dan manusia). Namun demikian terdapat perbedaan besar antara perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan dengan pertumbuhn manusia.

C. PERTUMBUHAN AGAMA BAGI ANAK
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,pengalaman dan latihan-latihan yang dimulai pada masa kecilnya dulu yang didapatkan dari keluarga, pendidikan sekolah dan lingkungan sekitarnya. Apabila seorang pada masa kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka kelak dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan anak yang waktu kecilnya mempunyai pendidikan dan pengalaman agam, mislanya ibu dan bapaknya orang tua beragama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup menjalankan agama. Maka orang itu dengan sendirinya mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama, dan dapat merasakan betapa nikmat hidup dalam beragama. Bagaimana timbulnya kepercayaan agama pada anak-anak, jika anak-anak dibiarkan saja tanpa didikan agama, dan hidup dalam lingkungan tidak beragama, maka ia akan menjadi dewasa tanpa agama.
Bagaimana anak mengenal Tuhan ?
Anak-anka mulai mengenal Tuhan, melalui bahasa, dari kata-kata orang tua atau orang lain yang ada dalam lingkungannya. Pada permulaan diterimanya secara acuh tak acuh saja. Tetapi setelah ia melihat orang-orang dewasa menunjukkan rasa kagum dan takut kepada Tuhan lambat laun tanpa disadarinya akan masuklah pemikiran terhadap Tuhan dalam pembinaan kepribadiannya. Bahwa pemikiran tentang Tuhan adalah suatu pemikiran tentang kenyataan luar, tetapi untuk melanjutkan pertumbuhan dan menyesuaikan diri dengan kenyataan itu, ia harus menderita sedikit pengalaman pahit. Maka ia akan menerima pikiran tentang Tuhan setelah diingkarinya, dalam waktu mana ia sibuk dalam usaha-usaha untuk memasukkannya dalam pembinaan pribadinya.
Sesungguhnya pemikiran sianak tentang Allah tidaklah sekedar arti yang disimpulkan secara sadar dan kata Allah,. Akan tetapi hal tersebut mempunyai dasar yang jauh kealam yang tidak sadar atau dengan lain perkataan mendahuluinya. Yang dalam hal ini perlu kita kenal sedikit pertumbuhan pikiran anak.

Pentingnya hubungan anak dengan orang tua
Orang tua adalah pusat kehidupan bagi kehidupan si anak dan sebagai penyebab perkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya dahulu perasaan si anak terhadap orang tua sangatlah kompleks. Ia adalah campuran dari bermacam-macam emosi dan dorongan yang selalu melakukan interaksi, pertentangan yang memuncak pada umur menjelang tiga tahun, yaitu dimana hubungannya dengan ibunya tidak lagi terbatas pada kebutuhan akan bantuan fisik, tetapi meningkat kepada hubungan emosi, dimana ibu menjadi objek yang dicintai dan memerlukan kasih sayangnya, dan takut akan terjatuh atau kehilangan dari kasih sayangnya.
Pada umur 3 tahun bapak dalam pandangan si anak merupakan suatu pribadi ideal yang sangat sempurna. Keyakinan anak ketinggian martabat bapaknya seolah-olah bapaknya adalah Tuhan. Sampai pada sewaktu-waktu ia mendengar nama Allah disebut orang. Walaupun pendidik pandai memperkenalkan sifat-sifat Tuhan yang baik untuk menarik perhatian anak namun tidaklah mudah bagi anak untuk meninggalkan sikap tunduk, kagum dan memandang suci kepada Allah. Dengan demikian pentingnya orang tua memberikan penghayatan dan pengalaman agamanya, pertumbuhan dan perkenalan agama pada anak banyak dipengaruhi oleh kehidupan dalam keluarga.

Peran agama sebagai moral bagi anak
Pertumbuhan moral pada anak, menyebabkan agama anak-anak mendapatkan lapangan baru (moral) maka bertambahlah pula perhatiannya terhadap nasehat-nasehat agama dan kitab suci. Timbulnya sifat-sifat moral bagi agama tercakup didalam peningkatan rasa sosialnya, dimana anak memandang bahwa agama lebih tinggi dari nilai keluarga. Disamping itu dapat dirasakan bahwa anak-anak mulai mengerti bahwa agama bukanlah kepercayaan pribadi, atau keluarga tetatpi adalah kepercayaan masyarakat seluruhnya anak mulai mengerti bahwa agama bukanlah kepercayaan pribadi, atau keluarga tetapi adalah kepercayaan masyarakat seluruhnya anak mulai mengerti bahwa agama yang dulu hanya merupakan pengikat antara anak dan Tuhan, sekarang menjadipengikat antar dia dengan masyarakat melalui Tuhan. Disamping itu juga agam menghubungkan dengan orang atau golongan tertentu dengan berlainan agama.
Apabila agama pada anak telah mencapai sifay-sifat moral seperti ini maka kebaikan yang paling tinggi adalah perintah Tuhan. Pemikiran moral dalam diri anak datangnya terlambat kalau dibandingkan dengan pemikiran alamiah. Hal ini dipandang dari lapangan agama. Karena manusia itu pada umumnya lebih banyak disibukkan oleh pemikiran tentang alam luar sebelum anak tersebut memperhatikan alam yang ada didalam dirinya.































BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai penutup akhir bab ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pertumbuhan merupakan suatu perubahankuantitatif pada material sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan, dimana perubahan ini hanya pembesaran dan pertuimbuhan jadi yang tidak ada menjadi ada dan sebagainya. Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif, yang meliputi perkembangan kepribadian manusia, misalnya pikiran, perhatian dan perasaan. Guru agama adalah pembina pribadi sikap dan pandangan hidupanak karena itu setiap guru agama harus berusaha membekali diri dengan segala pengetahuan, dan juga harus betul-betul memahami pertumbuhan dan perkembangan anak, agar dapat mendidik yang sesuai dengan kemampuan anak.
Agama merupakan sesuatu yang sangat penting didalam diri seseorang selama hidupnya, karena agama merupakan sumber moral yang tidak akan habis-habisnya.
Pendidikan agama Islam bertujuan terhadap semua aspek kehidupan, namun pada pokoknya adalah untuk membentuk manusia muslim yang beriman teguh, beramal shaleh berkepribadian yang baik, bertingkah laku yang mulia, serta pandai bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

B. Saran-saran
Didalam memberikan latihan-latihan dan pembiasaan agama pada anak maka orang tua atau seorang pendidik hendaklah terlebih dahulu menciptakan suasan yang disenangi anak sehingga dengan demikian akan memudahkan pertumbuhan dan perkembangan agama pada anak.
Pendidikan agama sangatlah penting didalam hidup manusia, oleh sebab itu sebagai seorang pendidik atau guru agama, haruslah membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang berhubungan erat dengan bidangnya.
Orang tua maupun orang dewasa hendaklah mampu memberikan contoh dan tauadan yang baik bagi anak didalam beribadah. Orang tua harus membekali anak-anaknya dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya, untuk hidupnya dimasa yang akan datang, serta membimbing mereka kearah pengembangan potensi dirinya.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mudzakir, Drs. Dkk. Psikologi Pendidikan. CV Pustaka Setia. Bandung
Abdul Wahid, Drs. Mustaqim, Drs. Psikologi Pendidikan. Reneka Cipta. Jakarta. 1991
Lubis Salam, Drs. Menuju Keluarga Sakinah. Peneribit. Terbit Terang. Surabaya
Kartini Kartana, Dra. Peranan Keluarga Memandu Anak. Opcit
M. Ngalim Purwanto, Drs. Psiokologi Pendidikan. 1986
Noehi Nasution, Drs, MA, dkk. Psikologi Pendidikan, Universtas Terbuka. Jakarta

Senin, 24 Mei 2010

BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang, dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Kebutuhan protein menurut FAO / WHO / UNU (1985) adalah “konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan dalam biasa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Sumber protein makanan, hewani = telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati :
1. Kwasiorkor gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot – otot berkurang dan melemah, edema muka seperti bulan (moon face) dan gangguan psikometor.
2. Marasmus gejalanya adalah pertumbuhan terlambat, lemak di bawah kulit berkurang serta otot – otot berkurang dan melemah. Akibat kelebihan protein = dapat menyebabkan obesitas akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar teman – teman termasuk saya mengerti dan memahami tentang protein harapan saya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan hanya kepada Allah jualah saya mengharap Ridho dan Rahmatnya.















BAB II
PEMBAHASAN

Istalah protein berasal dari kata Yunani Proteus, Yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, GERARDUS MULDER (1802-1880). Karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang, dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, sebagai hormon, pengangkut zat- zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian basar koenzin, hormon, asam nukelat, dan melokul – melokul yang esensial untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel – sel dan jaringan tubuh.

FUNGSI BIOLOGI ASAM AMINO
1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

ASAM AMINO ESENSIAL
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Histidin dan arginin disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitin juga bersifat "setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.

ZWITTER-ION




Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion. Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.

ASAM AMINO DASAR (Standar)
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik. Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.




ISOMERISME PADA ASAM AMINO
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—kecuali glisin—memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2). Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe L meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri banyak mengandung asam amino tipe D.

POLIMERISASI ASAM AMINO




Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida

Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein




STRUKTUR ASAM AMINO


Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.

KEKURANGAN PROTEIN
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
• Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
• Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
o hipotonus
o gangguan pertumbuhan
o hati lemak
• Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.

SINTESE PROTEIN
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.

SUMBER PROTEIN
• Daging
• Ikan
• Telur
• Susu, dan produk sejenis Quark
• Tumbuhan berbji
• Suku polong-polongan
• Kentang
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
• alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
• beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
• beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
• gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.











STRUKTUR





Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).


























BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan tersebut. Dapat di simpulkan bahwa protein adalah zat paling penting dalam setiap organisme tetapi juga dapat menimbulkan penyakit bila mengalami kekurangan protein dan kelebihan protein.

3.2 Kritik Dan Saran
Kritik dan saran dari teman – teman sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih baik

3.3 Ucapan Terima Kasih
Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Indah yang telah memberikan tugas pembuatan makalah tentang protein dan terima kasih kami ucapkan karena telah bersedia mengajarkan ilmu yang bermanfaat khususnya bagi siswa Ak-BID semester II (dua)






















DAFTAR PUSTAKA


Bertati S et al: Allosteric mechanism of haemoglobin: repture of salt – bridges raises
The oxygen affinity of the T-structure. J Mol Biol 1998:281:581.
Buna HF: Pathogenenisis and treatment of sick cell discas N Engl J mad 1997:337:762
Eaton WJ. Holfrichter J: Sickle cell hemoglobin polymerization. Adv protein Chem 1990;40;63































KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat khususnya bagi saya baik bagi yang membacanya.
Pemahaman tentang protein sangat penting bagi para mahasiswa terutama untuk mahasiswa di bidang kesehatan untuk meningkatkan perkuliahan maka para mahasiswa harus dapat mempersiapkan diri dengan mempelajari dulu materi yang akan dibahas sehingga kuliah lebih bersifat aktif cara yang sedemikian mempunyai keuntungan yang lain ialah membiasakan para mahasiswa untuk mencari pengetahuan sendiri, membiasakan mereka membaca sehingga setelah lulus kebiasaan ini dapat dilanjutkan.
Saya sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu dengan rendah hati saya mengharap tegur sapa dan kritik yang membangun guna perbaikan, kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini.
Akhir kata terima kasih kami ucapkan kepada dosen kita Ibu Indah yang telah mendidik kita memberikan ilmu dan mengajarkan BIOKIMIA di D3 kebidanan khususnya di semester II (dua).



Banyuwangi, 10 Mei 2009

Penulis




Anik Fitri Asih










DAFTAR ISI


KATA PENGATAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUHAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN
• Fungsi Biologi Asam Amino 2
• Asam Amino Esensial 2
• Asam Amino Dasar (Standar) 3
• Isomerisme Pada Asam Amino 4
• Polimerisasi Asam Amino 4
• Kekurangan Protein 5
• Sintese Protein 5
• Sumber Protein 6
• Struktur Protein 8

BAB III PENUTUP
1.3 Penutup 9
1.4 Kesimpulan 9
1.5 Ucapan Terima Kasih 9

DAFTAR PUSTAKA 10

ASUHAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN


I. DEFINISI
- Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini 6-8 Minggu. (Sinopsis Obsteri Jilid I)
- Masa Puerperium (Nifas) ialah mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 Minggu. Akan tetapi, seluruh anal penital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo)

II. TUJUAN PERAWATAN
1. Untuk memulihkan kesehatan umum penderita dengan jalan :
a. Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan
b. Menghilangkan anemis akibat persalinan
c. Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mobilisasi yang cukup
2. Untuk menetapkan kesehatan emosi
3. Ibu dapat merawat bayinya dan dapat melaksanakan perawatan nifas.

III. INVOLUSI ALAT-ALAT KANDUNGAN
1. Uterus
Involusi TFU Barat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 Minggu
2 Minggu
6 Minggu
8 Minggu Setinggi pusat
2 Jari bawah pusat
Pertengahan pusat sympisis
Tak teraba diatas sympisis
Bertambah kecil
Sebesar normal 1000 gr
750 gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr

2. Luka - luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6 - 7 hari.

3. Rasa sakit atau after pains (mules - mules) karena kontraksi rahim ± 2 - 4 hari pasca persalinan.

4. Lochia : cairan sekret yang berasal dan kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
a. Lochia rubra (Eruenta) : Merah, keluar hari 1 - 2 Post Partum
b. Lochia sanguinolenta : Merah, kekuningan atau kecoklatan, keluar
pada hari 3 - 7
c. Lochia serosa : Kuning, keluar pada hari ke 7 - 14 Post
Partum
d. Lochia alba : Putih, keluar setelah 2 Minggu
e. Lochia purulenta : Terjadi infeka, seperti nanah dan bau busuk
f. Lochiostasis : Lochia tidak lancar keluarnya

5. Serviks
- Setelah bayi nbaru lahir, tangan masih bisas masuk rongga rahim
- Setelah 2 jam, dapat dilalui 2-3 jari
- Setelah 7 hari, dapat dilalui 1 jari

IV. PERAWATAN PASCA PERSALINAN
1. Mobilisasi
- Istirahat/tidur ± 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring ke kiri dan ke kanan
- Hari ke - 2 boleh duduk
- Hari ke - 3 jalan - jalan
- Hari ke 4/5 boleh pulang

2. Diet : mengandung banyak protein, banyak cairan, sayuran dan buah.

3. Miksi secepatnya

4. Defekasi paling tidak 3 - 4 hari pasca persalinan

5. Perawatan Payudara
a. Menjaga peyudara agar tetap bersih dan kering
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu kasar, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar disertakan puting susu setiap kali selesai menyusui
d. Apabila puting susu lecet dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI keluarkan dan diminumkan dengan metode persendok.
e. Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 4-6 jam

6. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan pada kelenjar mamae yaitu :
a. Proliferasi jaringan kelenjar - kelenjar alveoli dan jaringan lunak bertambah.
b. Keluarnya kolostrum dari duktus lactiferus yang berwarna putih kekuningan.
c. Hipervaskulerisasi pada permukaan dan bagian dimana vena - vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara
 Pembalutan mamae sampai tertekan
 Pemberian obat esterogen untuk supresi LH
 Pemberian obat esterogen untuk supresi LH
misal : adrenal 1×1, selama 20 hari per oral



Asuhan Kebidanan
Pada Ny “W” P30003 NIFAS
Hari Ke – 2


I. PENGKAJIAN
Tanggal : 10-12-2009
Jam : 10.00 wib
Tempat : Bps.
Kalibaru
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny “T”
Umur : 30 th
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Krajan RT.02 RW.01 Kalibaru

Nama Suami : Tn “S”
Umur : 35 th
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Alamat : Krajan RT.02 RW.01 Kalibaru




2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada kemaluannya pasca melahirkan.
3. Riwayat Obsteri
No Suami ke kehamilan Persalinan Nifas KB
Uk Penyakit Jenis BB L/P H/M Penyakit Mene penyakit
1
2
3
9 bln
9 bln
9 bln -
-
- Spt B
Spt B
Spt B 2,9,gr
2,8 gr
3,0 gr L
P
L H
H
H -
-
- -
-
- √

√ -
-
-

4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan nyeri pada kehamilannya/kemaluannya pasca melahirkan anak yang ke 3.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti menderita penyakit menular seperti : TBC dan Hepatitis. Ibu juga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti : DM, Jantung dan ASMA.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis, dan juga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti : DM, Jantung, ASMA maupun riwayat kehamilan kembar.
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya sebanyak
±16 kali.
Tempat : BPS dan Puskesmas
Obat : Fe dan calk
Kelurahan : Trimester I : mual muntah
Trimester II dan III : tidak ada keluhan



8. Riwayat Persalinan
 Anak lahir tanggal : 30-11-2009
 Jenis Persalinan : Spontan B
 Jenis Kelamin : Laki - Laki
 Apgar : (7-8)
 Cacat : (-)
 Plasenta : Lahir lengkap
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Makan : 3 ×/ hari porsi sedang menu : nasi, lauk pauk
sayuran.
Minum : 8-9 gelas air putih
b) Pola Eliminasi
BAB : 2 hari sekali, konsistesi agak keras, bau khas fases.
BAK : 3-4 kali perhari.
c) Pola Aktifitas
Selama hamil Ibu mengerjakan pekerjaan rumah dibantu oleh adik dan Ibunya.
d) Pola Kebersihan
Ibu mandi 3× /hari, gosok gigi, ganti pakaian dalam dan pembalut 2× /hari.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
 K/L : baik
 Kesadaran : Composmetis
 TTV :
TD : 110/70 mmHg RR : 24 ×/mnt
N : 88 ×/mnt S : 370C
 BB/TB : 55 kg/155 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Panjang, agak bergelombang, tidak ada ketombe
b. Kepala : Bersih, tidak ada benjolan obnormal
c. Muka : Tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum
d. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterus
e. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
f. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, normal
g. Mulut : Lembab, tidak ada ceries dan stomaritis
h. Leher : Tidak ada benjolan obnormal, tidak ada bendungan
Vena Jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
i. Dada : Simetris, kolostrum +/+, tidak ada benjolan
abnormal, hiperpigmentasi
j. Abdomen : TFU 2 jari diatas pusat
k. Anugenital : Bersih, tidak ada kondiluma akuiminata, lochia
rubra.
l. Ektermitas : Tidak odema -/-, tidak ada Varices -/-

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa : Ibu P30003 Masa Nifas Hari ke-2
D.s : Ibu mengatakan nyeri pada kemaluannya pasca
melahirkan
D.o : K/U Baik
TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 88×/mnt
RR : 24× /mnt
S : 370C
BB : 55 kg
TB : 155 cm

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Infeksi masa nifas terutama pada vulua
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
- menjaga personal hiegine Ibu terutama daerah vulua
- motivasi kebutuhan gizi
V. INTERVENSI
Diagnosa : Ibu P30003 Masa Nifas hari ke-2
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1× 24 jam
diharapkan nyeri dapat berkurang.
Kriteria : - Ibu mengatakan nyeri berkurang
- tidak ada tanda-tanda Infeksi
Asuhan dan Rasional
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ dengan pendekatan maka akan terjalin hubungan baik
2. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
R/ dengan teknik relaksasi yang benar dapat mengurangi rasa nyeri
3. Observasi TTV
R/ dengan observasi, dapat mengetahui keadan umum dan kegawat daruratan yang terjadi
4. Anjurkan Ibu makan dan minum
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi dan mempercepat proses penyembuhan
5. Ajarkan teknik ambulasi
R/ mempercepat proses penyembuhan
6. Anjurkan pada Ibu untuk menjaga kebersihan
R/ dengan menjaga kebersihan dapat mencegah terjadinga Infeksi
7. Anjurkan Ibu untuk Istirahat cukup
R/ dengan istirahat dapat mengembalikan kebugaran





VI. IMPLEMENTASI
Dianosa : Ibu P30003 Masa Nifas Hari ke-2
1. Melakukan pendekatan pada Ibu dan keluarga
2. Mengajarkan teknik relaksasi pada Ibu yaitu dengan
cara :
tarik nafas panjang melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut.
3. Observasi TTV
TD : 110/70 mmHg RR : 24×/ mnt
N : 88×/ mnt S : 370C
4. Menganjurkan Ibu untuk makan-makanan yang bergizi cukup
misal dengan menu : nasi, lauk pauk dan sayur-sayuran dan minum 7-8 gelas air putih.
5. Menganjurkan teknik ambulasi yaitu dengan miring ke kiri dan kekanan berjalan dan berdiri.
6. Menganjurkan pada Ibu untuk menjaga kebersihan dirinya yaitu mandi, gosok gigi, ganti pakaian dan ganti pembalut 2×/hari.
7. Menganjurkan Ibu untuk Istirahat cukup
VII. EVALUASI
Tanggal : 10-12-2009
Jam : 10.30 Wib
S : Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang
O : - K/U Baik
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88×/ mnt
S : 370C
RR : 24×/ mnt
A : Ibu P30003 Masa Nifas Hari ke-2
P : Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan teknik relaksasi
- Ajarkan teknik ambulasi
- Anjurkan makan-makanan yang bergizi
- Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri
DAFTAR PUSTAKA

1. Yayasan Pustaka Sarwono Prwiroharjdo, Ilmu Kebidanan, 2002. Tridasa Printer, Jakarta.
2. Bagian Obstetri dan Genekologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung. Obstetri Fisiologi, 1983, Elemen, Bandung.
3. Carpenito, Lynda Juall, Diagnosa Keperawatan, 2000, EGC, Jakarta.

ANEMIA

ANEMIA
ANEMIA ATAU KURANG DARAH

Anemia = Kelangkaan hemoglobin atau sel darah merah

Kita tentu familiar dengan kondisi krisis sembako, BBM atau langkanya suatu produk pabrik, semisal pupuk. Anemia adalah kondisi kurangnya hemoglobin biasa disingkat dengan Hb atau sel darah merah atau dengan kata lain jumah sel darah merah atau kadar Hb kurang dari normal. Angka normal Hb bervariasi menurut umur, namun umumnya menurut WHO, seorang anak yang berusia kurang dari 6 tahun dikatakan menderita anemia jika kadar Hbnya kurang dari 11 g/dL dan pada anak berusia lebih dari 6 tahun dikatakan menderita anemia jika kadar Hbnya kurang dari 12 g/dL. Pada bayi muda dan pada orang dewasa batasan anemia dipengaruhi oleh umur dan kondisi-kondisi yang terkait, misalnya bayi baru lahir, bayi lahir cukup bulan atau kurang bulan dan pada orang dewasa misalnya ada tidaknya kehamilan.
Dapat dibayangkan, bahwa anemia, jika dianalogikan dengan kelangkaan suatu produk di masyarakat, dapat terjadi karena sedikitnya produksi atau karena kehilangan yang berlebihan ataua karena kerusakan sebelum waktunya atau bias juga karena semua factor tersebut. Jadi, gangguan pada produksi sel darah merah atau hemoglobin dan adanya kehilangan atau kerusakan sel darah merah atau hemoglobin yang berlebihan akan menyebabkan anemia.

Anemia akibat kurangnya produksi hemoglobin atau sel darah merah

Kurangnya produksi Hb atau sel darah merah dapat terjadi karena kekurangan bahan bakunya atau adanya masalah pada “pabrik”nya. Bahan produksi hemoglobin yang sudah banyak dikenal adalah zat besi, sedangkan bahan lainnya adalah asam folat dan vitamin B12. Defisiensi atau kurang tersedianya bahan-bahan tersebut akan menyebabkan terjadinya anemia, yang dikenal dengan nama anemia defisiensi. Anemia defisiensi yang paling dikenal dan paling banyak terjadi adalah anemia defisiensi besi atau ADEBE. Defisiensi zat besi dapat terjadi karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi (hati,daging,ikan) atau karena adanya gangguan penyerapan zat besi akibat adanya masalah pada usus, misalnya karena penyakit tertentu atau karena kebiasaan minum teh menjelang atau sesudah makan.
Kurangnya produksi hemoglobin juga dapat disebabkan oleh kurangnya bahan bakar, dalam hal ini zat yang disebut eritropoietin, seperti yang terjadi pada pasien yang mengalami gagal ginjal kronik atau anak yang menderita penyakit kronis. Kurang tersedianya eriropoietin akan menyebabkan terjadinya anemia. Jika kurangnya eritropoietin ini bersifat menetap, seperti yang terjadi pada anak dengan gagal ginjal kronis, maka kebutuhan zat itu hanya akan dapat dipenuhi dengan pemberian zat dari luar tubuh, yakni melalui suntikan secara rutin.
Masalah lain yang berhubungan dengan kegagalan produksi hemoglobin atau sel darah merah adalah kerusakan pada pabriknya, seperti yang terjadi pada leukemia atau anemia aplastik. Pada dua keadaan yang terakhir tersebut anemia disertai dengan sedikitnya jumlah trombosit (disebut trombositopenia) dan sedikitnya jumlah sel darah putih (disebut leukopenia). Trombositopenia sering menyebabkan perdarahan spontan, sedangkan leukopenia berhubungan dengan seringnya anak terkena infeksi (sering demam).

Anemia akibat kerusakan sel darah merah

Semua hal yang telah didiskusikan di bagian depan adalah penyebab anemia yang berhubungan dengan sedikitnya produksi hemoglobin atau sel darah merah. Penyebab lain terjadinya anemia adalah meningkatnya kerusakan sel darah merah atau hemoglobin sebelum waktunya. Umur sel darah merah umumnya adalah 120 hari, namun kerusakan sel darah merah sebelum waktunya (biasa disebut dengan hemolisis) dapat terjadi karena kondisi sel darah merah yang tidak ideal (jadi karena faktor selnya) atau karena kondisi lingkungan sel darah merah yang tidak mendukung bertahannya sel darah merah sesuai umurnya.
Faktor sel darah merah yang menyebabkan mudahnya sel darah merah mengalami hemolisis (pecah) adalah karena kelainan bentuk sel (bentuk sel darah merah tidak normal, misalnya pada sferositosis), sehingga jika melewati pembuluh darah tertentu akan mudah pecah, atau karena kelainan pada struktur hemoglobinnya, seperti pada penyakit talasemia, atau karena kurangnya enzim tertentu pada dinding sel darah merah, sehingga dinding sel darah merah mudah rusak jika bertemu dengan zat tertentu. Contoh untuk hal terakhir adalah terjadinya hemolisis pada anak yang dinding sel darah merahnya kurang mengandung enzim G6PD akibat makan tempe koro atau karena minum obat tertentu.
Pecahnya sel darah merah (hemolisis) juga dapat terjadi karena factor lingkungan sel darah merah yang tidak kondusif, misalnya terlalu asam, seperti pada anak yang mengalami gangguan asam basa tubuh yang disebut asidosis, yang dapat terjadi pada anak dengan dehidrasi berat. Hemolisis juga dapat terjadi akibat adanya penyakit autoimun, yakni adanya kesalahan pengenalan sel darah merah yang dianggap sebagai zat asing (antigen), sehingga dihancurkan oleh sistem tubuh (antibodi). Anemia yang terjadi pada kondisi terakhir, disebut dengan autoimmune hemolytic anemia (AIHA).

Anemia karena kehilangan darah

Anemia juga dapat terjadi akibat kehilangan darah, baik yang bersifat mendadak dalam jumlah besar atau sedikit-sedikit tetapi berjalan terus menerus (kronis). Contoh perdarahan kronis adalah pada kasus kecacingan,

Anemia bukan penyakit tapi gejala penyakit

Jadi, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa anemia sebenarnya bukan nama penyakit, tetapi gejala penyakit. Maksudnya, seorang anak yang mengalami anemia atau kurang darah harus ditentukan apa sebenarnya penyakit yang menyebabkan terjadinya anemia tersebut.

Anemia tidak sama dengan darah rendah

Anemia sering dirancukan pengertiannya dengan tekanan darah rendah. Sebenarnya kedua hal tersebut adalah hal yang berbeda. Anak yang mengalami anemia tidak selalu mempunyai tekanan darah rendah, bahkan pada gagal ginjal kronis, anemia akan bersamaan dengan tekanan darah tinggi.

Gejala-gejala anemia

Anak yang mengalami anemia atau kurang darah biasanya akan mengeluhkan kelemahan tubuh, mudah lelah, pening dan tampak pucat. Anak yang sudah besar biasanya juga akan mengeluh bahwa bahwa dadanya berdebar-debar. Anak yang tampak kurang bergairah atau prestasi belajar menurun juga harus diwaspadai kemungkinan anemia, selain kemungkinan lainnya.
Apabila anemia terjadi secara tiba-tiba, anak akan tampak sesak napas dan mungkin akan disertai gejala-gejala gagal jantung. Sebaliknya, apabila anemia terjadi perlahan-lahan (bersifat kronis), maka biasanya tubuh dapat melakukan mekanisme kompensasi tertentu, sehingga gejala gagal jantung tidak timbul.

Bagaimana dokter mendiagnosis anemia?

Beberapa gejala yang bersifat khas akan sangat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis anemia, termasuk dalam menentukan penyebabnya. Kebiasaan makanan yang aneh, misalnya mengarahkan pada kemungkinan diagnosis anemia defisiensi besi (ADEBE). Terjadinya perdarahan atau demam yang berulang yang menyertai anemia akan menyebabkan kecurigaan ke arah anemia aplastik atau anemia akibat leukemia. Adanya kekuningan pada kulit menunjukkan adanya hemolisis (pecahnya sel darah merah) yang terjadi secara cepat dan sebagainya. Oleh karena itu keluarga pasien perlu memberikan jawaban yang jelas mengenai gejala-gejala anemia yang ditanyakan dokter.
Perjalanan penyakit juga sangat membantu dalm penegakan diagnosis. Anemia yang terjadi secara akut (tiba-tiba) akan berbeda dengan anemia yang terjadi secara perlahan-lahan (kronis). Seorang anak yang biasanya baik-baik saja dan tiba-tiba mengalami anemia sangat mungkin disebabkan oleh proses hemolisis (pecahnya sel darah merah). Adanya riwayat nutris yang tidak baik mengindikasikan kemungkinan anemia defisiensi dan sebagainya.
Selanjutnya berdasarkan riwayat penyakit yang jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan darah, dimulai dengan pemeriksaan yang sederhana, yakni hitung darah lengkap yang dapat dilakukan di Puskesmas atau rumah sakit kecil di manapun. Pemeriksaan morfologi darah tepi akan berguna untuk menentukan bentuk sel darah merah dan sel darah putih, yang akan sangat membantu dokter menentukan penyebab anemia. Apabila dokter menemukan sel darah merah yang kecil dan tampak pucat, misalnya, maka penyebab anemianya cenderung karena defisiensi besi. Pemeriksaan ini sederhana dan hanya memerlukan darah dalam jumlah yang sangat sedikit, serta hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang cepat. Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan, misalnya status besi atau bahkan pemeriksaan sel-sel dari apusan sumsum tulang (bone marrow). Dokter akan selalu melibatkan keluarga pasien dalam pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai pemeriksaan tersebut.

ADEBE, anemia yang paling banyak dijumpai

Anemia defisiensi besi (ADEBE) adalah anemia yang paling banyak dijumpai pada anak-anak. ADEBE mudah terjadi pada bayi yang lahir kurang bulan (prematur), karena cadangan besi bayi tersebut belum mencukupi ketika bayi terlahir sebelum usia kehamilan yang cukup. ADEBE juga mudah terjadi pada masa pertumbuhan, apabila peningkatan kebutuhan zat besi tidak diimbangi dengan asupan zat besi yang cukup. Karenanya, sangat beralasan Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan pemberian suplemen zat besi pada bayi Indonesia untuk mencegah terjadinya ADEBE. Suplemen besi dianjurkan untuk diberikan mulai umur 4 bulan pada bayi yang lahir cukup bulan dan dimulai pada umur 2 bulan pada bayi yang lahir kurang bulan sampai dengan bayi trampil untuk mengkonsumsi daging, hati atau ikan laut sebagai sumber zat besi alamiah.
Kita perlu mewaspadai adanya ADEBE jika anak tampak lesu, kurang bersemangat, prestasi belajar kurang atau anak mengalami penurunan prestasi sekolah. Kebiasaan makan yang tidak lazim juga seringkali tampak pada anak dengan ADEBE, misalnya menggigit-gigit kertas atau pensil, pecahan genting atau makan beras dan sebagainya, yang dalam dunia kedokteran dikenal dengan nama pica.